Aku tahu bagian tubuh kita tak hanya terdiri dari tulang-tulang dan daging, darah serta air. Ada juga yang mungkin tak terdeteksi. Itu adalah: kenangan. (Chang, hal.91)
Hasha sedang mempersiapkan pernikahannya. Isara sedang menata
hidupnya pasca perpisahannya dengan Patta. Goza masih menjadi bedebah
yang bahkan lebih bedebah dari sebelumnya. Sedangkan Chang atau Indiray,
kini hidup dengan keyakinan yang dipegangnya, menjadi orang yang
berbeda. Mereka berlima yang dulunya sering mengisi siang hari seusai
kuliah di meja panjang di bawah pohon besar di warung lotek, kini
berselisih jalan, mengungkap rahasia demi rahasia, dan dipertemukan
kembali dengan cara yang tak disangka-sangka sebelumnya.
Tapi waktu seperti berdatangan sejak
perpisahan itu. Aku sendiri merasa heran, ke mana mereka selama ini?
Sepertinya mereka sengaja bersembunyi enggan menemuiku? (Isara, hal.11)
Adalah Kurani, wanita yang sempat setahun bersama mereka berlima
sebelum kemudian pindah kuliah, yang menjadi calon istri dari Hasha.
Hasha yang pendiam dan mengisi hari-harinya dengan menulis. Kurani yang
mempesona dan membuatnya nyaman. Sejak sebuah insiden yang menimpanya di
Yogyakarta, yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai jurnalis, dia
terpaksa kembali dan menyembunyikan diri di tanah kelahirannya di Solo.
Pertemuan tak terduganya dengan Isara pun membangkitkan kenangan masa
lalu yang hendak dikuburnya. Isara yang penuh rahasia, Isara yang
dihantui oleh rahasia masa lalu, kini mencoba berdamai dan melepaskan
bebannya.
Patta yang masih sulit menerima bahwa dirinya kini berpisah dengan
Isara, menenggelamkan diri dalam pekerjaan yang berbahaya. Yang pada
suatu titik akan menemukan Goza yang dulu sangat dibencinya. Goza yang
kerap mempermainkan wanita, menganggap mereka hanyalah sarana
pelampiasan nafsu, di sela-sela pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran.
Dia menemukan dirinya harus kembali ke Yogyakarta dan, mau tak mau,
menelusuri kembali perjalanan masa lalunya. Chang yang hidup damai dalam
sebuah persaudaraan mendapatkan tugas yang mengharuskannya pindah ke
Yogyakarta.
Di Yogyakarta mereka pertama kali bertemu dan berteman, setelah sekian lama
berpisah, di Yogyakarta pula mereka dipertemukan kembali dalam suasana
yang aneh. Misterius, penuh pertanyaan yang satu per satu terjawab
dengan meninggalkan pertanyaan baru.
Buku ini ditulis dengan sudut pandang yang berganti-ganti di antara
kelima orang tersebut. Pergantian sudut pandang tersebut kadang terjadi
begitu cepat. Begitu pula setting waktu yang dapat berubah tanpa
peringatan, sehingga terkadang saya baru menyadari di pertengahan bab
bahwa sang karakter sedang mengenang masa lalunya. Meski begitu, alur
dalam buku ini terasa sangat lambat. Terkadang satu bab akan
menceritakan satu episode yang singkat, namun dengan bahasa
berbunga-bunga khas penulis, terasa sangat lama.
Bagian yang mengganggu saya adalah fakta yang diceritakan
berulang-ulang. Untuk hal tertentu yang membutuhkan penjelasan dari
sudut pandang berbeda, pengulangan masih bisa diterima. Namun fakta yang
sudah jelas, seperti Kurani yang hanya bersama-sama mereka selama satu
tahun, rasanya tidak perlu disebutkan oleh setiap karakter, karena toh tidak mengubah apa pun dan tidak semua karakter terlibat secara emosional dengan fakta tersebut.
Hal tersebut mungkin mengurangi kenikmatan membaca buku ini, namun
tidak mengubah fakta bahwa saya suka dengan bahasa yang dipergunakan
oleh penulis. Bahasa Indonesia yang baku tanpa kesan kaku, puitis dan
diksi yang indah.
Aku ingat, ada sebuah sudut di rumah itu
yang selalu membuatku merasa begitu tenang. Sebuah sudut dengan bau
dupa yang samar dengan keheningan yang begitu beku. Hingga napas pun
dapat terasa bergema di sana. Dan itu bukan sudut yang ada di ruang doa,
tapi sudut yang ada dalam perpustakaan. (Chang, hal.57)
Kesan misterius buku ini pun terasa meningkat seiring berkembangnya
kisah dan terkuaknya kebenaran. Semakin ke belakang, semakin kita
terbawa dengan gaya penceritaan penulis dan semakin penasaran dengan
akhirnya.
3/5 bintang untuk kisah cinta yang menegangkan.
http://bacaanbzee.wordpress.com/2013/10/19/enigma/
Kamis, 24 Oktober 2013
Enigma, review Mbak Sulis di Blog Kubikel Romance
Sebenernya saya udah penasaran dengan buku ini
ketika mas Yudhi membawa foto copy cover dan bercerita sedikit tentang
novel terbarunya waktu kopdar BBI Joglosemar kemaren. Bercerita tentang
lima sahabat, satu bisa melihat masa depan yang lainnya dan ada cinta segi tiga
segi empat. Cukup Menarik. Saya bilang mirip 5 cm dong dan mas Yudhi
belum pernah baca ataupun nonton filmnya. Dan lebih tertarik lagi waktu
mbak Desty dengan kecepatan membaca dan mereviewnya tidak membutuhkan
waktu lama untuk memposting reviewnya di blog. Harus dibuktikan sendiri
nih.
Mempunyai kehidupan sendiri-sendiri. Itulah yang terjadi pada kelima
sahabat selepas mereka selesai kuliah. Sebenarnya ada enam orang tetapi
satu diantaranya memilih mengalah karena tahu orang yang dicintainya
mencintai orang lain, Kurani namanya. Hasha dan Chang sudah berteman
sejak kecil, karakter mereka cukup berbeda, Hasha lebih pendiam
sedangkan Chang adalah orang yang biasanya menghidupkan suasana.
Pertemanan mereka lebih berwarna ketika si cantik Isara bergabung,
diikuti oleh Patta yang menjadi idola para wanita dan Goza yang seorang
penjahat kelamin.
Hingga beberapa tahun kemudian mereka tanpa sengaja dipertemukan
kembali. Isara dan Patta menikah setelah selesai kuliah tapi umur
pernikahan mereka tidak panjang. Patta sangat mencintai Isara tapi ada
sesuatu yang perempuan itu sembunyikan, yang membuat dia tidak bisa
bertahan hidup dengan Patta. Hasha dan Kunari akan menikah. Chang
menghilang, bahkan Hasha pun tidak bisa menghubunginya, mencari
kedamaian sesuai keyakinan yang dipilihnya. Goza melanjutkan pekerjaan
lamanya yang sempat vakum, menjadi pembunuh bayaran. Tanpa mereka
sadari, kehidupan mereka masih saling berhubungan, ditambah dengan
penglihatan salah satu diantara mereka, dia melihat sebuah kematian.
Idenya cukup menarik, dari awal baca kesan misterius sangat terasa,
membuat cepat-cepat ingin menyelesaikannya. Ada sebuah kalimat pengawal
di tiap bab, setelah membaca bab demi bab saya tahu itu adalah flashback
orang yang mempunyai penglihatan. Cukup mudah untuk ditebak, mulai
pertengahanlah bisa diketahui siapa orangnya. Tapi cukup aneh juga,
bagian itu lebih menceritakan masa lalu daripada apa yang sedang
terjadi, seperti tidak ada kaitannya, saya merasa lebih cocok kalau
bagian itu menceritakan penglihatan-penglihatan masa depan. Toh pada
cerita juga dijelaskan akan masa lalu dia, dan waktu klimak seperti
tidak ada kejutan lagi, karena udah bisa ketebak.
Untuk para tokohnya saya rasa penulis cukup sukses membangun karakter
mereka. Penulis mempermudah pembaca dengan adanya nama siapa yang sedang
berbicara, yap, penulis memilih sudut pandang orang pertama. Saya bisa
mengenali siapa yang berbicara, paling mudah adalah Goza dan Isara.
Untuk Hasha dan Chang sedikit mirip, perjalanan yang dipilih Chang
membuat dia menjadi sosok yang berbeda, lebih tenang. Sedangkan Patta
yang masih mengharapkan Isara sedikit mellow tapi tidak hilang
karakternya yang nyantai.
Covernya keren, menambah kesan misterius, saya tidak memperhatikan
apakah ada typo. Dari segi cerita sangat menarik, selain ada satu tokoh
yang mempunyai penglihatan masa depan, ada dua kisah nyata yang penulis
adaptasikan ke dalam buku ini, tentang keyakinan yang menyimpang dan
pembunuhan wartawan ketika membeberkan kasus korupsi. Buku ini tergolong
tipis, mungkin penulis bisa menambahkan pada bagian yang paling
penting, yaitu kisah persahabatan mereka dan penglihatan si dia. Saya
merasa asing dengan lingkaran pertemanan mereka, kecuali pada Hasha dan
Chang karena diceritakan sedikit tentang masa lalu mereka. Terlalu
singkat sehingga saya tidak merasakan kalau mereka bersahabat. Sedikit
flashback karena penulis banyak menulis tentang masa sekarang di mana
mereka menjadi asing. Saya juga berharap banyak akan hubungan Hasha dan
Isara, hehehehe.
Buku ini saya recomendasika bagi kamu pecinta misteri dan para pemula cerita misteri, karena bukunya tidak terlalu berat

3 sayap saya berikan untuk puisinya Hasha

http://kubikelromance.blogspot.com/2013/10/enigma.html
Enigma, Review Tezar Ari Yulianto di Blog Membaca Buku
Beruntung sekali saya bisa mendapatkan satu lagi buku bagus. Kali ini,
Enigma buah karya mas Yudhi Herwibowo, berhasil memikat saya. Enigma,
sebuah kisah yang menarik sebuah pemahaman, akan arti persahabatan dan
cinta. Dan misteri yang melekat di antaranya.
Ada lima
tokoh yang kisahnya diangkat dalam novel ini. Hasha, Isara, Patta,
Chang, dan Goza. Ditambah Kurani yang menggenapi enam sahabat seangkatan
di jurusan Komunikasi UGM. Sebuah warung lotek di dekat daerah Kanisius
Yogyakarta merekatkan mereka pada sebuah jalinan persahabatan. Kurani
meninggalkan mereka di tahun kedua karea berpindah kuliah di salah satu
perguruan tinggi lain. Dan novel ini mengisahkan, perjalanan hidup
kelima orang sahabat itu, dengan sudut pandang masing-masing, berkaitan
dengan hidup dan keterlibatan satu sama lain.
Kisah diawali ketika
Hasha hendak melangsungkan pernikahan dengan Kurani. Ishara yang waktu
itu memilih untuk bercerai dengan Patta, merasakan bahwa dia harus
kembali ke Yogya untuk menemukan kembali kenangannya akan masa-masa
lampaunya dan juga memiliki sebuah tujuan, bertemu dengan Hasha, sahabat
yang dicintainya.
Pertemuan kembali Hasha dengan Chang, serta selanjutnya dengan Isara membuka sebuah peristiwa lama
yang membuat Isara dan Hasha, meski sebenarnya saling memendam rasa
justru menjadi saling menjauh, bahkan Isara memilih untuk menikahi
Patta, yang tak dicintainya tetapi mencintainya. Sedangkan Goza,
seolah-olah ada tangan tak tersentuh yang membuat dia bersentuhan
kembali dengan teman-temannya tersebut, meski bukan dalam sebuah
kesengajaan.
Seperti yang saya tulis di bagian awal saya menyukai buku ini. Iya. Bukan semata-semata karena terkenang akan kota Yogyakarta sih, tapi mas Yudhi berhasil menyusun sebuah cerita yang kompleks dengan kata-yang yang mengalir lancar dan tak rumit. Dan
meski pola cerita tak runtut, kadang maju mundur disesuaikan dengan
sudut pandang siapa yang diambil, tak membuat buku ini kehilangan lubang
pada plot ceritanya. Dan yang pasti saya suka sama ceritanya.
Meski memadukan sebuah
kisah romantisme dan misteri tak membuat Enigma harus 'mati' dengan
kata-kata romansa tetapi Enigma justru berhasil dibuat dengan kelugasan
kata-katanya. Selain itu saya suka juga dengan ilustrasi di dalam
bukunya. Seolah-olah mempertegas jalannya cerita. Namun bukan berarti
karya ini tak memiliki kekurangan. Berbagai typo masih bertebaran, meski
tak mengganggu bagi saya.
Rabu, 02 Oktober 2013
Trailer Enigma buatan Nikotopia
pagi2 dikejutkan munculnya video trailer ini di facebook.
ini buatan kawan nikotopia, yang dulu pernah aktif di sketsakata.
tengkyu ya nik... :)
buat yang nyari link youtiubenya bisa diklik di sini:
https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=4l_7LRWoBpc
Enigma, review Luckty Giyan Sukarno

“Kadang tanpa kita inginkan, kita memang membiarkan diri kita terperangkap.” (hlm. 134)
“Aku hanya ingin menempatkan diriku dalam dirimu, apakah aku masih memiliki tempat di hatimu.” (hlm. 197)
Adalah Hasha, Isara, Patta, Chang alias Indiray, dan Goza yang dulunya sering bersama. Duduk di bawah sebuah pohon besar yang ada di sebuah warung lotek di dekat Kanisius, Yogyakarta. Setiap masing-masing individu memiliki sebuah rahasia tanpa diketahui satu sama lain. Ada yang saling menyukai tapi hanya di pendam, ada yang bersama tapi tak saling memiliki, ada yang cintanya bertepuk sebelah tangan, bahkan ada yang menyimpan dendam.
Aku hanya bisa memiliki dirinya, tubuhnya, tanpa pernah memiliki hatinya. (hlm. 45)
Ia akan memilihmu, sebelum engkau memutuskan memilihnya. (hlm. 56)
Dari lima tokoh yang ada, saya menjatuhkan pilihan kepada Chang sebagai tokoh favorit. Entah kenapa, dibandingkan Hasha dan Patta yang hidupnya lurus, saya cenderung menyukai kehidupan seseorang yang di luar batas rel kehidupan. Lebih menantang!:D
Keyakinan bukan persoalan nama, dan jenisnya saja, tapi bagaimana hubunganmu dengan sang Pencipta. Seberapa engkau bisa mendekatkan diri dengannya dan menjadi manusia yang lebih baik. (hlm. 31)
Seperti covernya, isi ceritanya pun kelam. Setiap tokoh memiliki hal yang kelam dalam hidupnya. Dan, endingnya gak nyangka. Oya, saya kira ini gak ada unsur mistisnya, makanya baca malam hari dikiranya aman aja, ehhh…nggak tahunya ada yang bikin merinding…. d(*⌣*)b
Di setiap pergantian BAB, ada kisah masa lalu yang tak tertebak dari awal. Saya pikir, apa hubungannya dengan cerita lima tokoh ini?!? Ternyata di akhir cerita kita baru mengetahui siapa itu sosok kakak-beradik yang diceritakan. Ups, semoga gak spoiler… ( ʃ⌣ƪ)
Perempuan yang terlalu mudah di dapat hanya karena selembar-dua lembar uang tak terlalu menarik buatku. (hlm. 21)
Beberapa kalimat favorit:
- Jangan terlalu kau pikirkan. Seperti kucing, saat kau injak ekornya, ia pasti mengeong keras. (hlm. 112)
- Kesendirian kadang membuat kita kembali teringat akan hal-hal kecil yang selama ini terlewati. (hlm. 44)
- Tak perlu mencari cahaya, cahaya sudah ada di dalam dirimu! (hlm. 79)
- Kematian pada akhirnya merupakan bagian dari hidup semua orang. (hlm. 81)
- Namun kadang, semua yang engkau rencanakan, akan terwujud lebih baik dari yang kau bayangkan. (hlm. 115)
- Rezeki, mati, dan jodoh memang di tangan Tuhan. (hlm. 121)
- Berpikir sederhana saja! Bila Tuhanmu memerintah dirimu melukai seseorang, ia tentu tak lebih dari manusia juga! (hlm. 167)
- Perpustakaan yang luas dengan buku-buku berderet penuh dan teratur adalah sudut paling jarang didatangi anggota lainnya. Hanya ada buku-buku sepanjang mata menatap. Bau debu dan aroma kertas kadang mengalahkan bau samar dupa. (hlm. 57)
- Aku tahu ia adalah seorang pembaca yang kuat. Masih kuingat ia selalu membawa sebuah buku di saat kami berkumpul di meja panjang itu, dan dengan gerakan kentara selalu memberi batas yang jelas di bagian yang sedang dibaca. (hlm. 62)
Apakah ia perempuan yang kucari selama ini? Apakah ia sehelai jiwaku yang selama ini kosong? Apakah ia yang kelak menjalani hidup bersamaku dalam sedih dan bahagia? Apakah ia yang akan menghabiskan waktu sampai tutup usia? (hlm. 198)
Keterangan Buku:
Judul : Enigma
Penulis : Yudhi Herwibowo
Penerbit : Grasiondo
Terbit : 2013
Tebal : 224 hlm.
ISBN : 978-602-251-192-2
Ehm, dapet tanda tangan penulisnya (‾▽‾)♥(‾⌣‾)

https://www.facebook.com/notes/luckty-giyan-sukarno/review-enigma/10151587086597693
3 Hal Besar di Balik Novel Enigma
novel Enigma itu seperti kelihatan sederhana ya?
padahal sebenarnya ada 3 cerita besar (yang kupikir lumayan berat) yang kuangkat di novel itu.
pertama: tentang kasus lia aminudin yang heboh beberapa tahun lalu, gerakan sekte pertobatan yang dianggap menistakan agama. kuambil sudut pandang dari tokoh chang yang memutuskan memilih di jalan itu.
kedua: tentang kasus pembunuhan wartawan udin. walau bukan secara total mengungkap kasus udin, tapi ada kesamaan alur dan latar belakang kejadian yang kuambil sebagai latarnya.
ketiga: soal pembunuh bayaran di petinggi negeri. ini yang lebih tragis dan mungkin nyaris menjadi kisah nyata. informasi ini kudapat dari seorang kawan yang bekerja sebagai salah satu tenaga ahli di dpr pusat. katanya gak hanya sekedar sekali-dua kali kenalan2nya, yang juga bekerja di salah satu petinggi di situ, tiba2 hilang begitu saja. lenyap tak berbekas.
- curhatan status tanggal 29 september 2-13
padahal sebenarnya ada 3 cerita besar (yang kupikir lumayan berat) yang kuangkat di novel itu.
pertama: tentang kasus lia aminudin yang heboh beberapa tahun lalu, gerakan sekte pertobatan yang dianggap menistakan agama. kuambil sudut pandang dari tokoh chang yang memutuskan memilih di jalan itu.
kedua: tentang kasus pembunuhan wartawan udin. walau bukan secara total mengungkap kasus udin, tapi ada kesamaan alur dan latar belakang kejadian yang kuambil sebagai latarnya.
ketiga: soal pembunuh bayaran di petinggi negeri. ini yang lebih tragis dan mungkin nyaris menjadi kisah nyata. informasi ini kudapat dari seorang kawan yang bekerja sebagai salah satu tenaga ahli di dpr pusat. katanya gak hanya sekedar sekali-dua kali kenalan2nya, yang juga bekerja di salah satu petinggi di situ, tiba2 hilang begitu saja. lenyap tak berbekas.
- curhatan status tanggal 29 september 2-13
Enigma, review Oky Septya di Blog Kumpulan Sinopsis Buku
Penulis: Yudhi Herwibowo
Penyunting: Anin Patrajuangga
Penerbit: Penerbit Grasindo
Hlm: 224
Tahun: September 2013
ISBN: 9786022511922
Harga: IDR 49000
Rated: 3/5
Sinopsis:
ENIGMA:
Saya sangat tertarik dengan ide cerita salah satu dari lima orang
sahabat bisa melihat masa depan yang lainnya. Saya sedih melihat kelima
kawan akrab ini masing-masing menghilang tanpa kabar setelah berpisah
jalan. Nasib memisahkan jalinan pertemanan mereka yang indah begitu
saja. Semua karena pilihan. They've became apart by choice, that was what made me sad.
Dalam Enigma, Yudhi Herwibowo membawa kita berkeliling Jogja dan Solo.
Kali ini saya merasa terlibat dalam latar tempatnya karena saya tinggal
di Jogja dan akrab dengan tempat-tempat yang disebutkan. Apalagi
deskripsi latar tempat sangat mendetail. Jadi penasaran warung lotek itu
beneran ada apa enggak. Kalau ada sih saya mau mampir.. hehe.
Di setiap awal bab ada prolog kisah sepasang kakak beradik yang sedang
bermain-main dan berpetualang. Awalnya saya nggak ngeh ini kisahnya
siapa. Sempat saya abaikan karena nggak ada sangkut pautnya sama kisah
utama. Tapi makin ke belakang saya makin merinding karena kok kisah
kakak beradik ini serem sih.. dan barulah saya tahu kalau ini kisah masa
kecil salah satu dari lima sahabat di Enigma.
Meskipun kelima karakter mendapatkan porsi sama besar, entah kenapa
selain Goza, pengkarakterisasian yang lainnya kurang kuat. Saya sedikit
susah untuk membedakan satu sama lainnya namun seiring berjalannya waktu
jadi lebih mudah mengingat ini siapa itu siapa dari latar tempat.
Kecuali Goza, begitu deskripsi tentang Goza di awal paragraf saya baca,
saya segera tahu siapa yang sedang berbicara tanpa harus melihat
namanya. Seru banget si Goza ini, agak kurang ajar juga karakternya.
“Dalam hati aku kembali tersenyum. Seks hanyalah masalah kecil saja. Tak usah terlalu dipikirkan. Soekarno saja pernah berselingkuh dengan Inggit Ganarsih yang kala itu masih merupakan istri orang. Ia juga berselingkuh dengan Fatmawati saat masih bersama Inggit. John F. Kennedy, Bill Clinton, semua berselingkuh. Tapi semuanya tetap menjadi orang besar!
Seks cuma perkara kecil!”- Goza p.79
Seakan-akan itu bisa jadi pembenaran semua kelakuannya. Tapi kalau
dipikir-pikir benar juga lho, mereka tetap menjadi orang besar. Haha.
Dasar Goza.
Oh ya, dalam novel Enigma, penulis Yudhi Herwibowo sempat menyelipkan trivia dari karya-karya sebelumnya.
Contohnya dari sudut pandang Goza
Saat aku selesai membaca novel Pandaya Srwiwijaya, aku akan menyebut diriku Samudra, seperti nama tokoh utama di novel itu, Tunggasamudra. p.22
dari sudut pandang Patta
Ada sebuah kafe yang unik di daerah Soedirman. Namanya Cafe Untung Surapati. p.65
Haha.. boleh juga sebagai ajang promosi novel-novel beliau sebelumnya. Anyway, buku ini lumayan creepy
menurut selera saya yang cupu. Saya memang penakut. Padahal disini
sebenarnya nggak ada setannya lho, cuma saya merasa ada aura mistis yang
misterius sepanjang membaca novel Enigma. Mas Yudhi emang paling bisa
membangun suasana semacam ini.
Selain itu jalinan kisah mereka yang berkesinambungan menambah nilai
plus buku bergenre thriller ini. Rahasia terkuak perlahan-lahan.
Akhirnya saya hanya bisa ter-oooh begitu ya ternyata menjelang akhir cerita, haha I'm so clueless. Kalau kalian suka thriller ringan, then you should read this book. Saya menikmati setiap detiknya, it was a pleasant read.
PS: Terima kasih sudah menyuguhkan cerita thriller yang lumayan creepy dalam Enigma ini, Mas Yudhi :)
http://www.okydanbuku.com/2013/09/enigma.html?spref=fb
Enigma, review Alvina Ayuningtyas di blog Mari Ngomongin Buku
Judul Buku : Enigma
Penulis : Yudhi Herwibowo
Editor : Anin Patrajuangga
Penerbit : Grasindo
Tebal : 224 halaman, paperback
ISBN : 978-602-251-192-2
Hasha, Patta,
Chang, Goza, Isara dan Kurani. Empat nama pertama yang saya sebutkan adalah
laki-laki, dan dua terakhir adalah perempuan.
Yogyakarta adalah
kota di mana mereka semua bertemu, sebelum Kurani memutuskan pindah ke Jakarta
setahun kemudian, menyisakan lima orang yang kemudian berteman sangat akrab.
Cerita ini dimulai
ketika Isara menerima surrat undangan pernikahan Kurani dengan Hasha. Isara
yang saat itu telah berpisah dengan suaminya, Patta, setelah mengabarkan
undangan tersebut, kemudian memutuskan pergi ke Yogyakarta. Mengenang masa lalu
dan mungkin menghadiri pesta pernikahan sahabatnya.
Patta yang
merupakan salah satu orang kepercayaan pejabat, diam-diam masih mencintai
Isara. Setengah mati ia
mencoba melupakan Isara, tetapi tak pernah berhasil, meski ia tahu bahwa hanya
satu lelaki yang berhasil menguasai hati Isara, yaitu Hasha.
Hasha adalah
seorang penulis, ia sering menulis artikel di koran, meski nyawanya pernah
hampir hilang karena satu berita yang ia kerjakan bersama rekannya, Tapi Hasha
tahu, ia tidak bisa berhenti menulis. Pun jika kemudian diterbitkan dengan nama
lain, agar kehidupannya tidak terancam. Ia kini fokus ke masa depan, mencintai
Kurani dan menikahinya, pun jika Kurani kadang terlihat ragu dengan keputusan
mereka.
Chang adalah
sahabat Hasha, lelaki ini memiliki misteri yang diam-diam ia sembunyikan dari
sahabat-sahabatnya ketika mereka bertemu kembali. Lalu Goza, lelaki ini adalah
yang paling berandal dari semua tokoh utama dalam cerita ini, ia pembunuh
bayaran. Setahun ini ia berniat berhenti dari ’orang langganan’nya yang lama,
tapi suatu hari ia mendapatkan pesan kembali dari orang tersbeut, ia harus ke
Yogya. Targetnya yang berikut ada di kota pelajar itu.
Lalu apa yang
menyatukan mereka?
Entah bagaimana,
takdir menjadikan kisah hidup mereka saling bertautan satu sama lain. Diam-diam
semuanya berhubungan, kebetulan-kebetulan kecil, bayang-bayang yang singgah di
alam bawah sadar seorang di antara mereka, atau terkadang hanya keinginan kuat
dalam hati, membuat mereka semua setelah bertahun-tahun berlalu, kembali lagi
ke kota Yogyakarta. Bukan untuk mengenang masa lalu, tetapi meneruskan jalan
takdir. Bagaimana akhir cerita masing-masing kemudian? Apa yang sebenarnya
menautkan mereka?
Ini adalah buku
kelima karya Mas Yudhi yang telah saya baca. Saya masih ingat, buku pertamanya
yang saya baca adalah Untung Surapati, saat itu rencananya untuk baca bareng
BBI. Dari buku itu saya mulai mengenali ciri khas Mas Yudhi, tulisan-tulisannya
cukup kaya akan detil. Di buku ini pun ada detil-detil yang saya temukan,
kebanyakan pada latar cerita. Entah tempat makan lotek, suasana rumah kosong,
atau sekadar pohon-pohon pinus yang tinggi. Kekayaan inilah yang jika tidak
dikisahkan dnegan baik, mungkin membuat pembacanya bosan. Tapi Mas Yudhi mampu
membuat detilnya dengan baik, sehingga saya merasa ikut berada dalam cerita
tersebut. Contohnya pada
adegan berada di rumah kosong lalu merasakan hembusan angin, saking menjiwainya
sampai ikutan merinding. ._.
Lima tokoh utama
dalam sebuah cerita pastilah bukan perkara mudah untuk
dikarakterisasikan. Apalagi
terkadang pembaca menuntut agar masing-masing tokoh memiliki
keistimewaannya
sendiri, yang makin sulit dibuat. Menurut saya ini salah satu kelemahan
dalam
novel Enigma, ada beberapa karakter yang kurang kuat dalam penokohannya,
seperti pada diri Patta dan Hasha. Keduanya sama-sama ’lemah’, sama-sama
dimanfaatkan, sama-sama kurang tegas, sama-sama ’galauers’ *oke abaikan
komen
terakhir saya. Tokoh yang paling membuat saya terkesan? well, tentu saja
si Goza. Jarang-jarang ada tokoh antagonis gini di buku mas Yudhi :))
Yang kurang asyik
lagi adalah...typonya masih bertebaran
>_<, ini di antaranya
Komplekss
(seharusnya kompleks) : hal. 5
Teamlo (ini
makanaan, harusnya timlo) : 41
Menyambur
(menyampur) : 74
Mencat (bakunya
mengecat kan, bukan mencat) : 92
Selebihnya, saya
cukup menikmati novel ini dari segi alur dan misteri yang ada di dalam
cerita. Covernya yang unik dan misterius ternyata berhubungan dengan isi
kisahnya, lalu dari
segi bahasa, juga amat khas Mas Yudhi, memikat dan elegan *aih
bahasakuuh X)
Kutunggu karya-karya selanjutnya, dan untuk
buku ini, kalau di cetak ulang, typonyaa ngga ada lagi. :D
http://orybooks.blogspot.com/2013/09/enigma.html
Langganan:
Postingan (Atom)