1. Novel
terbaru MasYudhi sudah terbit,yaitu Enigma. Bagaimana proses penulisan dan
penerbitan novel tersebut?
Penulisannya saya
selesaikan sekitar 2 tahun yang lalu.
Prosesnya biasa saja.
Saya ingin membuat sebuah novel yang dikisahkan dari 5 sudut pandang. Dimana
kelimanya punya karakter yang berbeda.
2. Enigma
ini novel keberapa Mas Yudhi dan apa yang ingin dikisahkan ke pembaca?
Ini novel ke30 saya.
Yang ingin saya
kisahkan sebenarnya ada 3 hal besar. Walau memakai sub judul ‘tentang kisah
cinta dan sesuatu yang tak terjelaskan’, namun pada dasarnya ada 3 kejadian
besar yang saya ambil sebagai latar dari tokoh-tokohnya. Misalnya tentang kasus
pembunuhan wartawan Udin, kisah Sekte pertobatan Lia Aminuddin dan tentang
orang-orang kepercayaan para pejabat yang harus dihabisi karenan mengetahui
banyak dosa tuannya.
3. Bisa
dikatakan Mas Yudhi ini penulis serba bisa, istilahnya aneka warna, aneka rasa,
dengan beragam karya dan tema; cerpen,puisi novel dan esai. Juga tema sejarah,
komedi, cinta bahkan reliji, apa yang melatarbelakangi hal tersebut?
Intinya banyak-banyak
membaca. Tak membatasi genre apa pun.
Karena apa yang kita
tulis adalah apa yang kit abaca.
4. Apakah
ada target dalam menghasilkan karya dan bagaimana jadwal menulis Mas Yudhi?
Harus
selalu ada target ya.
Jadwal menulis saya di
jam kerja, di sela2 waktu saya mengurus percetakan saya. Bila kondisinya sedang
biasa, mengurus percetakan bisa selesai sekitar jam 11.00-12.00, selebihnya
saya pakai untuk menulis. Kalau kondisi percetakan sedang ramai bisa sampai
sore baru memulainya.
5. Mas
Yudhi adalah lulusan Jurusan Teknik
Arsitektur UNS, mengapa lebih memilih hidup dari dunia kemenulisan?
Awalnya prosesnya
tentu tidak disengaja. Tidak pernah di atur. Namun sejak SMP, sudah banyak
cerpen-cerpen saya yang dipublikasikan di beberapa majalah anak dan remaja.
Jadi prosesnya sambil jalan. Namun yang pasti di tengah kesibukan sekolah dan
kuliah, saya selalu menyempatkan untuk menulis, karena itu hal yang
menyenangkan buat saya.
6. Apa
yang membedakan penulis yang background
pendidikannya sastra dengan penulis lain?
Dulu saya bisa
menjawab pertanyaan ini. Namun sekarang setelah semakin banyak bertemu orang,
sepertinya tak bisa saya lihat bedanya. Perbedaannya tergantung personalnya saja.
7. Selain
aktif menulis, Mas Yudhi juga punya penerbitan dan aktif di komunitas sastra Pawon Solo, bagaimana
Mas Yudhi mengatur kesibukan itu?
Komunitas itu adalah
tempat bermain saya. Tentu tempat bermain itu selalu kita cari yang paling
nyaman dan menyenangkan. Sekarang hampir semua profesi selalu membentuk
komunitas, ada dokter, arsitek, dll. Dulu saya juga sempat bergabung di
komunitas pengusaha muda, namun setelah berjalannya waktu, komunitas penulis
dan sastralah yang lebih menyenangkan. Atas dasar itulah bergiat di komunitas
menjadi penting, dan akan selalu diupayakan untuk diluangkan waktunya.
8. Seberapa
penting fungsi komunitas sastra menurut Mas Yudhi?
Sudah saya jawab diIni
seperti tempat untuk melepas lelah, curhat, menggali informasi dan membantu
penulis-penulis baru. Satu lagi yang saya rasa penting adalah untuk saling
memotivasi.
9. Bagaimana
Mas Yudhi melihat geliat sastra di kota Solo?
Solo cukup berkembang.
Tapi bila dibandingkan dengan 5 tahunan lalu, geliatnya sepertinya masih kalah.
5 tahun lalu, beberapa komunitas Nampak aktif, namun sekarang tak lagi
terdengar gerakannya.
10. Menurut Mas Yudhi, minat membaca dan menulis
masyarakat Indonesia seperti apa, terutama remajanya? Dan apa yang ingin
disampaikan kepada penulis remaja(pemula)?
Tahun-tahun ini saya pikir semakin berkembang. Ini bisa
dilihat dengan banyaknya penulis-penulis muda yang tampil. Penerbit-penerbit
nampaknya memberi ruang yang cukup untuk remaja menulis. Ini artinya ada
pembaca yang menerima terbitan itu.
Untuk remaja saya pikir tak perlu berpikir terlalu jauh
dulu. Membiasakan membaca buku-buku bermutu akan membawa dampak yang positif,
Jadi membaca sebanyak-banyaknya saja. Jadikan itu kebiasaan yang menyenangkan.
Karena bila di waktu-waktu ke depan ada keinginan untuk menjadi penulis, hasil
membaca itu secara tak langsung merupakan sebuah proses belajar yang tak
dirasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar