Rabu, 27 November 2013

Sisi Seorang Bedebah dalam Enigma, review Iskandar Dzulqarnain



 Enigma novel karya  Yudhi Herwibowo yang  cukup Imajinatif, megantarkan saya dalam dunia Imajinatifnya. Dengan alur maju mundur dan dalam Penggalan- penggalan cerita dari masing-masing tokoh yang meliki sifat  berbeda-beda bahkan bisa dibilang saling berlainan, dapat  mempersatukan mereka dalam suatu cerita, kisah ini dimulai dari sebuah warung lotek di daerah  Jogja. Isara ialah orang yang menyatukan semuanya, dalam cerita maupun dalam kedekatan mereka berlima, Isara seorang tokoh yang  memiliki kemampuan, yang tak lazim seperti orang pada umumnya, ialah kemampuan membaca masa depan atau yang kerap disebut sebagai Indra ke enam. Dan inilah yang membentuk alur cerita menjadi enigma.
Hasha  salah seorang tokoh yang cukup misterius, dengan sikap pendiamnya dan memiliki kebiasaan aneh, yaitu berdiam diri dalam kegelapan dan berteman dengan  lilin-lilin  yang kerap ia ajak berbincang dalam suara hatinya. Ia juga memiliki hobi menulis, dalam tulisannya dia bisa menuliskan isi hatinya dan pemikirannya, entah itu berupa sajak maupun dalam sebuah artikel yang ditulisnya untuk sebuah surat kabar tempatnya bekerja. Dalam sebuah artikel Hasha mengangkat tema tentang korupsi dana APBD yang dilakukan oleh salah seorang pemimpin di suatu daerah, yang membuat nyawanya terancam hingga akhirnya dia harus bersembunyi atau lebih tepatnya di sembunyikan oleh pihak keluarga maupun redaksi tempatnya bekerja.
Indiray atau yang kerap di panggil Chang ialah seorang tokoh yang digambarkan  memiliki keyakinan dalam dirinya tapi tidak dalam bentuk agama yang ia yakini, Chang lebih mempercayai apa yang telah dilihatnya terlebih dahulu lalu kemudian meyakininya walau itu sebuah penyimpangan sosial di dalam masyarakat. Chang adalah sahabat dekat Hasha mereka sangatlah akrab, sejak SD sampai kuliah mereka selalu bersama namun setelah lulus kuliah mereka tidaklah bersama-sama lagi. Dan memilih jalan hidupnya masing-masing. Hingga akhirnya Chang bergabung dengan sebuah sekte pertaubatan, yang dinilai warga sebagai sekte sesat.
Patta tokoh di balik semua kejahatan-kejahatan yang dilakukan Goza, dia dijadikan alat perantara bagi wirajja penguasa yang rela melakukan apapun untuk menghabisi semua orang yang dianggapnya mengancam kedudukannya sebagai seorang pemimpin. Patta orang yang paling pintar di kelasnya semasa kuliahnya dulu, dan dia juga yang akhirnya dapat menikahi Isara tapi itu tidak berlangsung lama, hanya berlangsung selama tiga tahun. Namun setelah perceraian itulah yang membuat hidup Patta semakin terpuruk dan membuatnya selalu mengingat masa lalunya yang ia habiskan bersama Isara.
Isara tokoh utama sekaligus pengantar cerita dalam kisah ini, seorang yang memiliki kisah masa lalu yang cukup tragis. Sejak kematian kakak kandungnya ia mendapat kemampuan khusus untuk melihat masa depan secara sepintas, dengan melihat masa depan teman-temanya dia tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Itulah yang membuatnya merasa yakin memilih Patta menjadi pasangan hidupnya,  ketika melihat ada bayangan dirinya di masa depan  Patta. Manusia hanya bisa berusaha tapi tuhanlah yang telah mengatur semuanya, hingga akhirnya mereka bercerai setelah tiga tahun silam membina rumah tangga.
Goza seorang bedebah yang paling saya soroti dalam cerita ini. Seorang pembunuh berdarah dingin yang tak segan-segan membunuh targetnya. Karena sejak kecil orang tua Goza telah bercerai sehingga Goza kecil hidup dengan ayahnya yang dia sebut sebagai seorang iblis bedebah, katanya “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya” itulah yang disimpulkannya mengapa dia bisa sebrengsek ini. Ketika  SMA Goza pernah membunuh senior diatasnya, tapi itu dianggap sebuah kecelakaan sehingga dia hanya diwajibkan wajib lapor dan dikeluarkan dari sekolah. Kemudian setelah kejadian itu Goza tinggal bersama ibunya yang juga seorang pemabuk seperti ayahnya di daerah Lampung dan bersekolah disana, hingga lulus dan melanjutkan kuliahnya di sebuah Universitas di Jogja dan bekerja menjadi seorang tukang pukul, untuk memenuhi kebutuhannya selama di Jogja. Setelah lulus Goza sang bedebah pun tak berubah sedikitpun malah menjadi sebuah pekerjaannya sebagai seorang tukang pukul, dan bila di haruskan membunuh tanpa segan dia akan membunuh targetnya. Iya Goza kini telah bekerja untuk seseorang seseorang yang sebenarnya dikenalnya dengan baik semasa kuliahnya dulu, dan dia tak lain adalah Patta yang menjadi perantara dari Wirajja untuk menghabisi orang yang dianggapnya mengganggu karirnya. Tapi goza tak pernah tau unuk siapa sebenarnya dia bekerja, bahkan ia pun tak memperdulikannya karena Goza tak pernah peduli untuk siapa dia bekerja asalkan bisa menerima uang banyak. Selain membunuh Goza kerap mengganti namanya, apa lagi ketika bertemu dengan wanita yang ingin digodanya untuk diajak bercinta. Dengan berbagai tipu daya dia mengatakan janji- janji manis yang dilakukan seorang bedebah, tapi dia lebih dari sekedar bedebah karena ketika seorang bedebah memiliki aturan atau pantangan untuk bercinta dengan seorang perawan, tapi tidak untuk Goza, karena memang hatinya seakan telah mati.
Dalam kisah enigma sendiri menurut saya ada bagian sisi gelap yang cukup menarik untuk diulas, bagian sisip gelap yang masih menimbulkan beberapa pertanyaan yang masih menjadi misterius hingga sekarang. Siapakah orang yang paling bedebah dalam cerita ini?
siapakah perempuan yang membunuh Goza? Siapakah sebenarnya Wirajja itu sendiri? Sejahat dan seberapa berkuasanya seorang Wirajja? Itu yang menjadi misteri bagi saya, karena analisa manusia terlalu terbatas untuk melihat seberapa dalamkah hati seseorang dan seburuk apa dirinya. Karena manusia bisa lebih baik dari Malaikat dan dapat lebih buruk dari Iblis. 

         Iskandar Dzulqarnain, Tangerang Selatan. Santri kelas bahasa, Pare.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar