Purna sudah Enigma, tentang Kisah Cinta dan Sesuatu yang Tak Terjelaskan!
Entahlah, sepertinya tak sering saya menulis dengan energi yang
penuh. Seingat saya dari 28 buku yang sudah saya tulis hanya ada 2 buku
yang saya tulis dengan perasaan seperti itu, Begitu meluap-luap, dan
selalu menatanya dalam keadaan diam sekali pun. Buku itu Samurai Cahaya dan Pandaya Sriwijaya.
Dan saya bersyukur energi seperti itu kembali hadir di novel saya
Enigma. Sepertinya tak lebih dari 2 bulan saya menggarapnya! Sebenarnya
ini naskah lama saya.
Embrionya sudah saya pikirkan sejak 3 tahun lalu. Awalnya ingin saya
jadikan kisah yang cukup rumit. Ada 3 kejadian yang saya angkat:
Pembunuhan Udin, Kasus penistaan agama oleh Lia Aminudin, Terpisahnya
Timor Timur dan gempa Yogyakarta. Setelah mendekam terlewati dengan
ide-ide lain, saya kembali tergugah membuatnya. Kali ini saya ingin
menjadikannya sebuah kisah cinta. Kasus-kasus besar itu hanya sekedar
menjadi latar. Tentang Timor-timur saya hilangkan.
Maka hadirlah kisah Enigma ini dengan tambahan embel-embel; Tentang Kisah Cinta dan Sesuatu yang Tak Terjelaskan.
Ini kisah tentang kisah 5 anak manusia, dimana 1 di antaranya sanggup melihat masa depan yang lainnya.
Chang, seorang keturunan yang kehilangan kepercayaan
terhadap agama dan ras. Ia bermaksud menyepi dari dunia, namun tak
cukup kuat untuk mengekang pertemuannya dengan Hasha, sahabatnya.
Hasha, seorang penulis yang lebih banyak diam, yang
lebih menyukai bicara pada lilin-lilin dalam temaram. Ia akan menikah
dengan seorang teman lamanya, Kurani. Tokoh ini diam-diam memiliki masa
kelam saat menjadi wartawan di sebuah koran di Yogyakarta. Masa kelam
yang ingin dikuburnya.
Isara, perempuan yang memilih berpisah dari
suaminya, Patta, karena menyadari tak bisa mencintai selama ini.
Hidupnya dipenuhi bayangan-bayangan yang selalu muncul di angannya.
Membuat ketakutan selalu muncul pada dirinya.
Patta, seorang ambisius yang hanya mencintai satu
perempuan sepanjang hidupnya. Ia memiliki 1 sahabat perempuan bernama
Sanda, yang memiliki nasib tak jauh berbeda seperti dirinya.
Merahasiakan satu sisi hidupnya yang terburuk.
Goza, seorang perayu perempuan yang memiliki seribu
nama. Orang yang mau melakukan apa pun demi uang. Nalurinya adalah
bercinta dan membunuh!
Dan lirik-lirik lagu Enigma kemudian saja jadikan latar di novel ini.
Sengaja saya melabeli dengan kata-kata kisah cinta, Karena beberapa
kali saya menerima email yang bertanya kapan saya menulis cerita cinta?
Sebenarnya tanpa disadari saya selalu menulis cerita cinta dalam
buku-buku saya. Dalam Pandaya Sriwijaya saya menulis kisah Marga Sekta yang mencintai Agiriya begitu dalam, juga dalam Samurai Cahaya, Seven Samurai, Futatsu no Nagareboshi, Untung Surapati, juga di buku-buku lainnya. Karena saya termasuk orang yang percaya pada Stepanie Meyer yang bilang; a best part of a whole story is a love story (kalo gak salah gitu). Maka itu saya selalu menulis tentang cinta, tentu dalam format yang tak hanya sekedar kisah cinta saja!
Yang terakhir, di buku ini saya juga meminjam sebuah puisi yang dulu
pernah saya buat untuk seseorang. Karena dulu, buku ini memang ingin
saya tulis untuknya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar