Judul Buku : Enigma
Penulis : Yudhi Herwibowo
Halaman : 224
Penerbit : Grasindo
…tentang sebuah kisah cinta dan sesuatu yang tak terjelaskan…
Hasha adalah seorang
penulis yang lebih banyak diam. Ia suka bicara pada lilin-lilin dalam
temaram. Saat kuliah ia sebenarnya memendam perasaannya pada Isara.
Isara, perempuan satu-satunya semenjak Kurani pindah. Ia seperti membalas perasaan Hasha. Namun sebelum sempat ia mengungkapkannya, ia tiba-tiba menjauh dari laki-laki itu. Setelah lulus, ia bahkan memilih menikah dengan Patta.
Patta, merupakan laki-laki ideal bagi semua perempuan. Pintar, menarik dan berkarier cemerlang. Sepanjang hidupnya, ia hanya pernah mencintai satu orang perempuan, Isara.
Chang, atau Indiray, merupakan sosok yang ingin menghapus masa lalunya. Ia telah menemukan sebuah tempat yang selama ini dicarinya. Namun ia selalu teringat pada sahabat-sahabat masa lalunya, terutama Hasha.
Goza, sosok yang selalu dapat mencairkan suasana dengan joke-joke-nya. Namun sebenarnya merupakan bedebah di antara kelimanya. Kelak ia memilih jalan paling mengerikan: menjadi pembunuh bayaran.
Isara, perempuan satu-satunya semenjak Kurani pindah. Ia seperti membalas perasaan Hasha. Namun sebelum sempat ia mengungkapkannya, ia tiba-tiba menjauh dari laki-laki itu. Setelah lulus, ia bahkan memilih menikah dengan Patta.
Patta, merupakan laki-laki ideal bagi semua perempuan. Pintar, menarik dan berkarier cemerlang. Sepanjang hidupnya, ia hanya pernah mencintai satu orang perempuan, Isara.
Chang, atau Indiray, merupakan sosok yang ingin menghapus masa lalunya. Ia telah menemukan sebuah tempat yang selama ini dicarinya. Namun ia selalu teringat pada sahabat-sahabat masa lalunya, terutama Hasha.
Goza, sosok yang selalu dapat mencairkan suasana dengan joke-joke-nya. Namun sebenarnya merupakan bedebah di antara kelimanya. Kelak ia memilih jalan paling mengerikan: menjadi pembunuh bayaran.
Lima orang anak manusia, seangkatan di
Ilmu Komunikasi UGM, dan sering menghabiskan waktu di sebuah warung
lotek di dekat Kanisius, Yogyakarta. Meski terlihat akrab, kelimanya
memiliki rahasia pribadi yang disimpan. Rahasia yang berhubungan dengan
masing-masing orang di antara kelimanya. Jalan hidup mereka mulai
terpisah ketika mereka lulus dan meninggalkan Yogyakarta.
Beberapa tahun kemudian, Isara memilih
untuk bercerai dari Patta. Dia tidak pernah mencintai pria itu. Tetapi
sebenarnya ada alasan lain mengapa Isara meninggalkan Patta. Ada
bayang-bayang tentang seseorang yang selalu mengganggu pikirannya. Dan
ketika sebuah undangan pernikahan milik Hasha dan Kurani datang, mau tak
mau dia kembali teringat kepada orang itu. Isara memutuskan untuk
kembali ke Yogyakarta.
Di Yogyakarta, tanpa sengaja Isara bertemu
dengan Goza. Goza sedang mendapat “tugas” di Yogyakarta. Pertemuan itu
seperti membawa angin segar bagi Goza. Sudah lama dia menyukai Isara.
Bagi Goza yang mampu menaklukkan banyak wanita untuk kepuasan dirinya,
seorang Isara adalah perkara kecil. Selingan sebelum melakukan tugas
yang sudah setahun ditinggalkannya tidaklah menjadi masalah.
Sementara itu Hasha dan Kurani sedang
mempersiapkan pernikahan mereka, saat tawaran untuk kembali bekerja
datang kepada Hasha. Hasha ragu karena masih teringat akan kejadian yang
hampir merenggut nyawanya di masa lalu. Saat itu Hasha menjadi wartawan
junior dan meliput tentang kasus korupsi seorang pejabat. Sayangnya
pejabat itu terusik dan kemudian ingin melenyapkan orang yang
mengganggunya. Hasha terluka parah, tetapi rekannya tewas seketika.
Sejak itu Hasha dirumahkan oleh kantornya.
Patta yang masih belum menerima
perceraiannya dengan Isara, disibukkan dengan pekerjaannya. Sebagai
orang kepercayaan seorang pejabat di Senayan, dia harus menyelesaikan
satu tugas yang dibebankan padanya. Tugas ini sekaligus sebagai
pembuktian bahwa dirinya tidak dapat diremehkan begitu saja oleh
atasannya. Untung saja kesepiannya bisa terobati dengan kehadiran Sandra
sahabatnya.
Chang, mungkin satu-satunya yang tidak
lagi berhubungan dengan teman lamanya, kecuali dengan Hasha, sahabat
terbaiknya. Berbagai kepahitan hidup sebagai orang yang terlahir dengan
fisik dan paras yang menyerupai etnis Cina membawa Chang pada suatu
keyakinan baru. Keyakinan yang membuatnya mengalami perjumpaan dan
kedamaian dengan Tuhan. Kedatangan Chang ke Yogyakarta adalah untuk
memperluas keyakinan itu kepada banyak orang yang membutuhkan. Sebelum
memulainya, dia ingin berjumpa dengan Hasha. Entah untuk tujuan apa,
mungkin hanya ingin melepas rindu saja.
Sepertinya tidak ada persimpangan yang
akan mempertemukan kelima orang ini kembali. Tetapi salah satu di antara
mereka tahu bahwa ada kejadian yang akan menghubungkan satu dengan yang
lainnya. Kejadian yang akan mengubah masa depan mereka, dan dia
bertindak untuk mendahului masa depan itu. Siapa orang ini? Kalau saya
ceritakan di sini, maka misterinya bisa terungkap. Silahkan menemukan
sendiri jawaban dari enigma itu dalam buku ini :)
Buku ini baru tiba di tangan saya tadi
siang. Tapi karena kesan misteri yang ditampilkan dari cover-nya (dan
saya sendiri sudah lama penasaran sejak mas Yudhi memperlihatkan draft
cover-nya di Solo tempo hari), saya segera membaca buku ini. Hanya dalam
hitungan jam, buku ini selesai saya baca karena rasa penasaran yang
membuat saya ingin segera menyelesaikannya.
Ada keunikan dari novel ini, dimana setiap
bab diawali dengan sebuah potongan cerita yang sepertinya tidak
nyambung dengan isi bab-nya, namun saling terkait dengan potongan cerita
di bab selanjutnya. Tapi semakin ke belakang potongan cerita itu
membentuk kisah tersendiri yang menjadi salah satu kunci misteri dalam
buku ini. Hanya saja, jangan coba-coba membaca potongan cerita itu
secara tersendiri dari depan hingga belakang lalu mulai membaca kisah
intinya. Rasanya bisa berbeda, dan saya tidak menjamin anda akan
menyukainya.
Saya juga suka dengan pilihan nama yang
tidak biasa. Membuat saya bisa membayangkan wujud dari masing-masing
tokoh itu. Karakter setiap tokoh yang digambarkan oleh penulis dengan
seimbang membuat tidak ada yang terlalu menonjol, meski saya paling
ingat pada tokoh si bad boy Goza.
Seperti mbak Truly
yang lebih dahulu membaca buku ini, saya juga penasaran dengan lotek
Kanisius dalam buku ini. Hampir setiap hari kalau ke kampus saya
melewati Kanisius, dan saya selalu menandai warung lotek karena saya
memang suka dengan makanan yang satu itu. Seingat saya ada 3 warung
lotek dekat Kanisus di jalan menuju UGM. Sepertinya saya harus mencari
warung lotek dengan pohon asem dan mencoba lotek yang katanya paling
enak di Yogyakarta itu. Okey! Abaikan saja paragraf terakhir ini

http://destybacabuku.wordpress.com/2013/09/19/246-enigma/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar